Langganan:
Posting Komentar (Atom)
candi borobudur
sejarah candi borobudur
Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusia dan hingga kini selalu dikunjungi oleh jutaan turis domestik maupun mancanegara.
Borobudur mempunyai bentuk bangunan yang tiada ada duanya di dunia. Bentuk arsitektur tersebut terinspirasi dari filsafat micro cosmos yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti kapan, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun dan oleh siapa. Jawaban pasti akan hal tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini karena tidak adanya satu dokumen pun yang bisa ditemukan. Berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah.
Borobudur mempunyai arti yang samar-samar, tetapi sebenarnya kata tersebut merupakan sebuah gabungan kata “Bara “ dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti komplek candi atau biara, sementara Budur mengingatkan akan kata dari Bahasa Bali yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti biara yang terletak di atas bukit.
Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung fosofi dimana ornamen-ornamen tersebut mempunyai symbol kesatuan dalam perbedaan yang dapat diikuti oleh semua orang untuk mencapai tujuan hidup yang paling mulia. Relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran hidup manusia yang sangat indah. Dengan kata lain, Borobudur adalah jiwa dari seni, budaya dan filsafat.
Biro wisata ke Candi Borobudur: • Garuda-Wisata • Haruna • Rodetha
Hotel di sekitar Candi Borobudur: • Manohara
Borobudur mempunyai bentuk bangunan yang tiada ada duanya di dunia. Bentuk arsitektur tersebut terinspirasi dari filsafat micro cosmos yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti kapan, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun dan oleh siapa. Jawaban pasti akan hal tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini karena tidak adanya satu dokumen pun yang bisa ditemukan. Berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah.
Borobudur mempunyai arti yang samar-samar, tetapi sebenarnya kata tersebut merupakan sebuah gabungan kata “Bara “ dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti komplek candi atau biara, sementara Budur mengingatkan akan kata dari Bahasa Bali yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti biara yang terletak di atas bukit.
Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung fosofi dimana ornamen-ornamen tersebut mempunyai symbol kesatuan dalam perbedaan yang dapat diikuti oleh semua orang untuk mencapai tujuan hidup yang paling mulia. Relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran hidup manusia yang sangat indah. Dengan kata lain, Borobudur adalah jiwa dari seni, budaya dan filsafat.
Biro wisata ke Candi Borobudur: • Garuda-Wisata • Haruna • Rodetha
Hotel di sekitar Candi Borobudur: • Manohara
karikatur jembatan ampera
SEJARAH KOTA PALEMBANG
Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air
Berdasarkan Batu-bersurat (prasasti) Kedukan Bukit, hari jadi kota Palembang adalah tanggal 5 bulan Ashada tahun 605 Syaka, bertepatan dengan tanggal 17 Juni 683 Masehi. Batu-bersurat itu ditemukan oleh Controleur Batenberg di tepi sungai Kedukan Bukit, yakni diantara Bukit Seguntang dengan Situs Karanganyar pada tahun 1926.
Batu-bersurat (surat Pallawa, bahasa Melayu kuno) tersebut oleh penduduk kampung Kedukan Bukit waktu itu dijadikan semacam tumbal bila akan mengikuti lomba Bidar, yakni dengan cara meletakkan di haluan Bidar yang akan diperlombakan. Konon, Bidar atau Perahu yang digentoli dengan batu “sakti-bertuah” itu senantiasa menang berlomba. Kemudian Batu-bersurat Kedukan Bukit itu ditelaah oleh para pakar sejarah dan kebudayaan, diantaranya Prof. M. Yamin yang menyatakan, itulah proklamasi (penggalian/pemindahan) ibukota Sriwijaya (dari tempat lain) ke Bukit Seguntang.
Surat pada batu “sakti-bertuah” itu berbunyi sebagai berikut: Swasti Sri Sakawarsatita 605 ekadasisu (1) klapaksa wulan Waisakha Dapunta Hyang naik di (2) samwan mangalap siddhayatra (.) Di saptami suklapaksa (3) wulan jyestha Dapunta Hyang marlapas dari minanga (4) tamwan (air bertemuan = muara sungai) mamawa yang wala dua laksa dangan kosa (5) duwa retus cara di samwan dangan jalan sariwu (6) tlu ratus sapuluh dua wanyaknya datang di mukha …. (7) sukha citta (.) Di pancami suklapaksa wulan Asada ( laghu mudita datang marwuat wanua …. (9) Sri wijaya jaya siddhayatra subhiksa ni(t)y (alaka) 10
Palembang berfungsi sebagai pusat Sriwijaya dari abad ke-7 (tahun 683 Masehi) hingga abad ke-13 (ekspedisi Pamelayu 1275).Pada abad ke-17 kota Palembang menjadi ibukota Kesultanan Palembang Darussalam yang diproklamirkan oleh Pangeran Ratu Kimas Hindi Sri Susuhanan Abdurrahman Candiwalang Khalifatul Mukminin Sayidul Iman sebagai sultan pertama (1643-1651). Tanggal 7 Oktober 1823 Kesultanan Palembang dihapuskan.Kemudian kota Palembang dijadikan Gameente/haminte berdasarkan stbld. No. 126 tahun 1906 tanggal 1 April 1906.
Wanus (Negeri = Kota) pusat kedatuan Sriwijaya, berdasarkan Piagam Batubersurat di Kedukan Bukit (Prasasti Kedukan Bukit, 5 Asada 605 Syake = 17 Juni 683 M) Kadipaten (keadipatian di bawah Majapahit masa Adipati Aria Damar (Ariokillah) anak Prabu Brawijaya Kartabhumi,Batara/ Raja Majapahit terakhir. Ario Damar (Ariodillah) berkuasa di Palembang 1445-1485,digantikan oleh Bupati Karang Widara.Pusat Kerajaan di bawah pengaruh Demak, sejak Ki Gede Ing Suro Tuwo anak Priyayi Demak Pangeran Sido Ing Lautan (15401545) hingga Raja Palembang ke 9 Pangeran Sido Ing Rajek anak Pangeran Sido Ing Pesarean Sabokingking (16201629).Pusat Kesultanan Palembang Darussalam, sejak Raja Palembang ke 10, Kimas Hindi (Kimas Cinde) atau Sultan/Sunan bdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Iman memproklamirkan Palembang lepas dari Demak.Komisariat di bawah Pemerintahan Hindia Belanda sejak contract 18 Agustus 1823, Commisaris Sevenhoven pejabat Pemerintah Belanda pertama.
Gemeenta (”Haminte”) Palembang berdasarkan Stbl. No. 126 Tahun 1906 Tanggal 1 April 1906 hingga masuknya Jepang 16 Februari 1942.Palembang Syi yang dipimpin Syi-co (Walikota) 1942 hingga kemerdekaan RI.Kota Kelas A, berdasarkan keputusan Gubernur Kdh. Tk. I Sumatera Selatan No. 103 tahun 1945.Kota Besar, berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 948.Kotamadya, berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 1965.Kotamadya Daerah TingkatII Palembang,berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 Tanggal 23 Juli 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di daerah.
Fungsi kota Palembang memiliki Lima Dimensi, yakin :
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Pemerintahan;
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Perdagangan dan Pelayanan Jasa (Kota Dagang);
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Perindustrian (Kota industri);
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Pendidikan (Kota Pendidikan);
dan Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Pariwisata dan Kebudayaan (Kota Wisata dan Budaya).
Berdasarkan Batu-bersurat (prasasti) Kedukan Bukit, hari jadi kota Palembang adalah tanggal 5 bulan Ashada tahun 605 Syaka, bertepatan dengan tanggal 17 Juni 683 Masehi. Batu-bersurat itu ditemukan oleh Controleur Batenberg di tepi sungai Kedukan Bukit, yakni diantara Bukit Seguntang dengan Situs Karanganyar pada tahun 1926.
Batu-bersurat (surat Pallawa, bahasa Melayu kuno) tersebut oleh penduduk kampung Kedukan Bukit waktu itu dijadikan semacam tumbal bila akan mengikuti lomba Bidar, yakni dengan cara meletakkan di haluan Bidar yang akan diperlombakan. Konon, Bidar atau Perahu yang digentoli dengan batu “sakti-bertuah” itu senantiasa menang berlomba. Kemudian Batu-bersurat Kedukan Bukit itu ditelaah oleh para pakar sejarah dan kebudayaan, diantaranya Prof. M. Yamin yang menyatakan, itulah proklamasi (penggalian/pemindahan) ibukota Sriwijaya (dari tempat lain) ke Bukit Seguntang.
Surat pada batu “sakti-bertuah” itu berbunyi sebagai berikut: Swasti Sri Sakawarsatita 605 ekadasisu (1) klapaksa wulan Waisakha Dapunta Hyang naik di (2) samwan mangalap siddhayatra (.) Di saptami suklapaksa (3) wulan jyestha Dapunta Hyang marlapas dari minanga (4) tamwan (air bertemuan = muara sungai) mamawa yang wala dua laksa dangan kosa (5) duwa retus cara di samwan dangan jalan sariwu (6) tlu ratus sapuluh dua wanyaknya datang di mukha …. (7) sukha citta (.) Di pancami suklapaksa wulan Asada ( laghu mudita datang marwuat wanua …. (9) Sri wijaya jaya siddhayatra subhiksa ni(t)y (alaka) 10
Palembang berfungsi sebagai pusat Sriwijaya dari abad ke-7 (tahun 683 Masehi) hingga abad ke-13 (ekspedisi Pamelayu 1275).Pada abad ke-17 kota Palembang menjadi ibukota Kesultanan Palembang Darussalam yang diproklamirkan oleh Pangeran Ratu Kimas Hindi Sri Susuhanan Abdurrahman Candiwalang Khalifatul Mukminin Sayidul Iman sebagai sultan pertama (1643-1651). Tanggal 7 Oktober 1823 Kesultanan Palembang dihapuskan.Kemudian kota Palembang dijadikan Gameente/haminte berdasarkan stbld. No. 126 tahun 1906 tanggal 1 April 1906.
Wanus (Negeri = Kota) pusat kedatuan Sriwijaya, berdasarkan Piagam Batubersurat di Kedukan Bukit (Prasasti Kedukan Bukit, 5 Asada 605 Syake = 17 Juni 683 M) Kadipaten (keadipatian di bawah Majapahit masa Adipati Aria Damar (Ariokillah) anak Prabu Brawijaya Kartabhumi,Batara/ Raja Majapahit terakhir. Ario Damar (Ariodillah) berkuasa di Palembang 1445-1485,digantikan oleh Bupati Karang Widara.Pusat Kerajaan di bawah pengaruh Demak, sejak Ki Gede Ing Suro Tuwo anak Priyayi Demak Pangeran Sido Ing Lautan (15401545) hingga Raja Palembang ke 9 Pangeran Sido Ing Rajek anak Pangeran Sido Ing Pesarean Sabokingking (16201629).Pusat Kesultanan Palembang Darussalam, sejak Raja Palembang ke 10, Kimas Hindi (Kimas Cinde) atau Sultan/Sunan bdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Iman memproklamirkan Palembang lepas dari Demak.Komisariat di bawah Pemerintahan Hindia Belanda sejak contract 18 Agustus 1823, Commisaris Sevenhoven pejabat Pemerintah Belanda pertama.
Gemeenta (”Haminte”) Palembang berdasarkan Stbl. No. 126 Tahun 1906 Tanggal 1 April 1906 hingga masuknya Jepang 16 Februari 1942.Palembang Syi yang dipimpin Syi-co (Walikota) 1942 hingga kemerdekaan RI.Kota Kelas A, berdasarkan keputusan Gubernur Kdh. Tk. I Sumatera Selatan No. 103 tahun 1945.Kota Besar, berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 948.Kotamadya, berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 1965.Kotamadya Daerah TingkatII Palembang,berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 Tanggal 23 Juli 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di daerah.
Fungsi kota Palembang memiliki Lima Dimensi, yakin :
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Pemerintahan;
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Perdagangan dan Pelayanan Jasa (Kota Dagang);
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Perindustrian (Kota industri);
Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Pendidikan (Kota Pendidikan);
dan Kota Palembang berfungsi sebagai kota Pusat Pariwisata dan Kebudayaan (Kota Wisata dan Budaya).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar